Headline 1 Title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam.

Headline 2 Title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam.

Headline 3 Title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam.

Seting Percakapan Bonaga Pada Film Naga Bonar Jadi 2

[ Jumat, 19 Desember 2008 | 0 komentar ]


  1. Seting : dalam perjalanan sambil mendengarkan musik

Tempat : dalam mobil yang sedang berjalan.

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk di kursi depan, sebelah kiri sopir sambil menekan-nekan benda kotak tipis, lalu mendekatkan benda tersebut pada mulutnya, sambil mengerakan kepalanya ke atas dan ke bawah. Bonaga menggunakan kemeja warna biru, dan jas warna krem, memakai kaca mata hitam, sambil di kedua telinganya terpasang sebuah benda kecil yang ada kabelnya.

  1. Seting : Bonaga menuju mobil dan bermain bola dengan anak-anak

Tempat : dalam mobil yang sedang berjalan

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk dikursi belakang disamping kiri Naga Bonar sambil menggerakan kepalanya ke atas dan ke bawah yang di telinga kanannya terpasang alat kecil yang ada kabelnya. Bonaga mengenakan jas warna krem dan kaca mata hitam, dan sesekali menoleh ke arah naga bonar dan ke arah luar mobil. Ketika naga bonar menyuruh mobil berhenti dan keluar dari mobil kemudian bermain bola bonaga melepas kaca mata dan melihat ke arah Naga Bonar kemudian bergerak menuju jendela, megeluarkan kepalanya sampai dada ke arah luar dan mengatakan “Pak…ketinggalan pesawatnya kita” ketika Naga Bonar berbicara kemudian Bonaga membuka pintu dan turun dari mobil, dan berkata “Manalah bisa, pesawat harus berangkat sesuai jadwal,” menutup pintu, dan dengan nada sedikit keras, Bonaga berkata “apa kata dunia kalau kita ketinggalan pesawat”, “Ah….” Sambil menggerakan kepalanya ke kiri dengan cepat. Bonaga bergerak mendekat pada naga bonar dan berkata ”ayolah pak!” kemudian Bonaga menginjak bola yang datang padanya dengan kaki kanan, naga bonar menyuruh menendang dan mata Bonaga menatap Naga Bonar dan anak-anak yang ada disana dan kemudian menggerakan kaki kanannya sehingga mengenai bola dan bola itu terlempar ke arah gawang kemudian meneriakan “Yea….” Bonaga mengangkat kedua tangannya, sambil membuka mulut sehingga kelihatan giginya. setelah itu Bonaga melepas jas dan melemparnya ke samping kemudian bergerak ke arah anak-anak.

  1. Seting : Bonaga memperkenalkan teman-temannya pada Naga Bonar dan berangkat menuju rumah.

Tempat : Di bandara

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga menaruh tas hitam pada bahu kirinya sambil bergerak menuju pintu keluar dengan memperlihatkan bibir yang terangkat membenntuk huruf u. Dia bergerak dengan kaki kanan sedikit pincang. Setelah melewati pintu dan bergerak beberapa langkah dari pintu Bonaga berkata “Pak..”, sambil tangan kanan terangkat sejajar dengan pinggang dan mengarah ke arah samping yaitu menujuk pada teman-teamannya. Bonaga membentuk bibirnya seperti huruf u dan mendengar mereka berbicara sambil dan mengarahkan pandangan pada mereka yang berbicara, lalu Dia tertawa “Ha…ha…ha…”, sambil menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan. Kemudian bergerak kembali menuju tempat parkir mobil. Di dalam mobil Bonaga duduk dikursi belakang disebelah kanan Naga Bonar kemudian Bonaga dan Naga Bonar mencondongakan tubuhnya arah ke depan melihat pada salah satu temanya yang sedang berbicara dengan tukang angkat barang, kemudian menoleh pada Naga Bonar. Setelah bebrapa saat Bonaga melihat Naga Bonar keluar dari mobil, dengan mata yang aga melotot dan mulut terbuka, kemudian Bonaga menutup mulunyat kembali dan melihat ke arah depan. Saat Naga Bonar masuk kembali ke mobil, Bonaga sedikit memonyongkan bibirnya serta bergantian mengarahkan matanya pada Naga Bonar dan temannya. Kemudian Dia meletakkan badanya pada kursi, dan kembali mencondongkan tubuhnya ke depan, dan melihat temanya berlari mengejar mobil, Bonaga menarik bibirnya dan membuka mulutnya lebar dengan mulut sambil menggelengkan kepala.

  1. Seting : mendengarkan i pod sambil menjawab pertanyaan Naga bonar

Tempat : di jalan dalam mobil yang sedang bergerak

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga menempelkan headset pada telinga sebelah kiri dan meletakkan tubuhnya pada kursi. Beberapa saat kemudian Naga Bonar bertanya dan Bonaga melihat gambar sekilas dari jendela sebelah kiri sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Naga Bonar dan berkata “ah…itu baru gambar menterinya,” mendekatkan tubuh pada kursi lagi sambil menutup mata. Kemudian ketika Naga Bonar berbicara Bonaga kembali melihat gambar dengan mencondongkan tubuhnya ke samping kiri, dan berkata “Sepertinya memang iya,” sambil tersenyum, kemudian mendekatkan tubuh kembali kekursi dan tertawa “He…he…” menoleh kebelakang lagi untuk melihat gambar.

  1. Seting : memperlihatkan rumahnya pada Naga Bonar

Tempat : Rumah

Waktu : siang

Peristiwa : Keluar dari mobil Bonaga mengangkat kepala untuk melihat rumah, ketika Naga Bonar berbicara, kemudian berkata “Ya enggak lah Pak, ini kalau aku jual masih menghasilkan uang lagi, he…” bahu terangkat sambil mengarahkan pandangan kepada tiga orang temannya, dan berkata “Nah Pak, aku kembali kekantor dulu ya, masih ada yang harus aku kerjakan, kalau bapak butuh sesuatu minta aja pada Ina atau Parto ya” sambil dahi berkerut vertika), merubah bentuk bibir dan mulut melihat Ayahnya merapikan jasnya, dan berkata “Berangkat ya Pak” melangkahkan kaki menghampiri tiga orang temannya, kemudian menoleh pada Ayahnya sambil melambaikan tangan kanan.

  1. Seting : makan malam dan membicarakan tentang kedatangan Naga Bonar

Tempat : Disebuah restaurant

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga mendekatkan handpone pada telinga sebelah kanan, dan berkata “Hallo Ina hem, aku pulang agak terlambat ya, itu kalau bapak mau makan suruh aja makan duluan ya, oh.. kalau dia mau apa kau kasih sajalah ya, oke” menutup handpone dengan mendekatkannya pada pipi kanan. Kemudian melihat pada tiga orang temannya, dan berkata “Masalahnya di perkebunan kelapa sawit itu ada kuburan orang-orang yang paling dicintai oleh bapak gua, ada kuburan nenek gua, emak gua, paman gua, si bujang sahabat bapak gua itu, ah..” sambil berbicara tangan kanannya begerak. Kemudian mendengarkan pendapat dari tiga orang temannya, Bonaga mengarahkan pandangan pada mereka yang sedang berbicara, mulutnya terbuka, dan dahi berkerut horizontal. Setelah itu Bonaga berkata “Eh.., mau lo apa sih? dari tadi betal-betul betal-betul, bulan puasa kemarin kau yang paling ngotot minta cuti tiga hari, kau bilang kau mau nyekar kuburan keluarga kau, gimana sih,” dengan nada bicara yang cukup tinggi, “Ah…” menggelengkan kepala dengan mulut terbuka lebar, kemudian menggaruk kepala. Datang seorang wanita (Monita), “Hei…” sambil berdiri menarik kursi untuk monita, tapi teryata monita memilih kursi yang diduduki oleh Bonaga, akhirnya Bonaga duduk di kursi yang telah dipersiapkannya tadi, sambil sedikit memonyangkan bibir, mata terbelalak, mulut terbuka, menelan ludah, ketika mendengar monita menanyakan oleh-oleh, dengan senyum kecut Dia tidak berbicara serpatah kata pun. Kemudian Bonaga tersenyum ketika Zaki mengeluarkan bungkusan untuk monita, melihat monita senang Dia mengangkat alis mata sebelah kanan, membuka mulut sambil membentuk tanda OK pada tangan kanannya, disertai dengan anggukan kepala, sambil berkata “Manalah mungkin aku lupa, ehm…he…”. Menuruni tangga restaurant bersama dengan ke 3 orang temannya. Bonaga tertawa “Ha… iya ya, kok aku bisa lupa, padahal buat kalian semua sudah gue beliin,” mendengar teman-temannya bertanya Dia menjawab “Anak monyet,” dan tersenyum

  1. Seting : Bonaga berbicara dengan Naga Bonar dan tidur di sampingnya

Tempat : Kamar tidur

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga, duduk meletakan punggungnya pada bantal dengan sebuah buku di tangannya. Ketika Naga Bonar memanggil Bonaga menjawab “Sebentar” lalu berjalan menghampiri pintu dan membukanya. “Bapak” menutup pintu dan berjalan menuju tempat tidur, setelah itu dia melihat ayahnya dan duduk kembali di tempat tidur sambil membuka buku untuk. Setelah itu Bonaga mendengar Ayahnya berbicara dan berkata “Kalau ku matikan ac itu, aku yang gak bisa tidur Pak” Dia memandang ayahnya untuk beberapa saat dan bicara lagi “Masih suka datang malaria Bapak?” mendengar jawaban Ayahnya “Hem…” Dia meletakkan buku pada meja dekat tempat tidur, mengambil remote untuk mematikan ac sambil berkata “Untungnya penyakit itu gak menurun ke aku ya Pak” kemudian merapikan bantak dan merebahkan kepanya pada bantal, menutup matanya. Beberapa saat kemudian mata Bonaga terbuka lebar karena tangan Ayahnya mengusap kepalanya, Bonaga berkata “Semakin gak bisa tidur aku lah Bapak,” mendengar perkataan ayahnya Dia berkata “Tapi aku sekarang kan sudah besar, sudah sarjana S2, kuliah di luar Negeri pula” mendengar jawaban Ayahnya Dia berseru “Ya sudahlah.” Beberapa saat kemudian Dia tertidur lelap.

  1. Seting : Berbicara denagan seseorang melalui ponselnya

Tempat : Kantor

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga berkata “Kalau menteri itu mau datang ya silakan, kalau tidak, ya biarlah menteri perindustrian Amerika serikat sajalah yang meresmikan pabrik kita, bilang padanya begitu,” dengan nada bicara keras.

  1. Seting : Bonaga menemui mentri

Tempat : Pabrik

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga Berdiri tegak dan menghampiri menteri, kemudian melepas kaca mata dan mengulurkan tangan kemudian berjabat tangan. Bonaga duduk di samping kanan menteri.

  1. Seting : memberi tahu Naga Bonar tentang proyeknya

Tempat : Kantor

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga membuka pintu sambil berkata “Bapak mau aku dan rekan-rekanku ini terus maju kan?” menggeser kursi untuk Ayahnya, dan duduk disamping kanan tempat duduk tersebut. “Di depan kita ada sebuah proyek besar, itu sebabnya aku menggundang Bapak ke Jakarta, thank you freand, ada pemilik modal dari luar Negeri, dia inggin membuat resort atau tempat peristirahatan, gak tahunya aku kenepa aku yang ditawarinya menjadi rekan bisnisnya sambil membuka peta.” Mendengarkan temannya berbicara dan, “He… janganlah kau berlebih-lebihan,” jawab Bonaga “Makin heran lagi aku melihat daerah tempat resort itu akan dibuat Pak , disini tempatnya.” Mendengar Ayahnya bertanya kemudian Bonaga berkata “Resort, nanti aka nada hotelnya, akan ada rumahnya, akan ada lapangan olah raganya, ah… nanti orang-orang yang akan menginap di sana, para turis itu akan melakukan darma wisata ke desa-desa sekitar, nah orang-orang disekitar desa itu nanti akan mendapat penghasilan dari para turis itu ha...nah satu lagi Pak, pohon kelapa sawit kita itu kan sudah tua, sudah tidak produktif ya kan? Nah itu akan kita biarkan saja sebagai hiasan ya!” Mendengar Ayahnya berbicara Bonaga menunduk, mulut cemberut, kemudian berkata “Nah, itulah yangmembuat aku bingung.” Mendengar tamanya berbicara, dan berkata “Ya, jangan berlebih-lebihanlah Ron,” mendengar Ayahnya berbicara dengan nada tinggi, dahinya mulai berkerut vertikal, memandang Ayahnya dan menunduk Berlari di koridor kantor serta melemparkan pandangan kekanan dan kekiri, kemudian berbalik dan menekan semua tombol lift. Berjalan dengan cepat sambil berkata “Kalau dia hilang di dalam hutan aku tak khawatir, dia pasti bisa balik sendiri, tapi di Jakarta?” dengan nada tinggi dan nafas tidak beraturan, serta mata tajam menatap ke tiga temannya.

  1. Seting : naga bonar kebingungan ketika mendengar ayahnya hilang

Tempat : Rumah

Waktu : malam hari

Peristiwa : Berjalan cepat kearah pintu depan sambil menempalkan handpone ketelingnya dan berkata “Hallo kantor polisi? Ya Pak, Ah… apa aku bilang ndak perlunya aku menelpon kantor polisi, itu si Roni, si Zaki, si Bowo dari tadi menyuruh aku menelpon ke kantor polisi aku bilang gak perlu, gak mungkin Bapakku hilang di Jakarta sedangkan 15 hari saja Bapakku menghilang dalam hutan masih bisa kembali dalam keadaan hidup ya kan Pak? Gak tahunya mereka itu kalau Bapak orang yang hebat, mereka pikir karena Bapak baru di Jakarta Bapak menghilang gak tahu jalan pulang he, Eh… Bapak udah jalan kemana aja Pak? udah lihat apa saja Pak? Bapak lihat monas gak Pak ha? Bapak naik ke atas monas? Dari atas monas Pak, Bapak bisa lihat istana Pak, kalau Bapak mau masuk istana, Bapak tinggal minta undangan waktu upacara kemerdekaan, Bapakkan pahlawan!”. Pintu dibanting didepan wajah Bonaga, “Ok, aku tahu Bapak marah sama aku, tapi jangan diam seperti itu, bicaralah! Aku ini anak Bapak, kalau Bapak mau marah sama aku ya aku terima, seorang Bapak marah sama anaknya wajarlah itu, sebagai anak aku terima Pak.” Mendengar Ayahnya bicara alis Bonaga terangkat, mulut terbuka, mata terbuka penuh, berdiri sambil berkata “Apa? Jadi aku ini anak siapa?” mendengar jawaban Ayahnya, kemudian berkata “Ah, kalau aku bukan anak Bapak, mau cari Bapak dimana lagi aku? Susahnya mencari Bapak seperti Naga Bonar, udah ini gak bisa dirobah, Bapak tetap Bapak aku dan aku tetap anak Naga Bonar, Bapak terima itu aku juga terima itu, habis perkara!” Bonaga kembali mendengarkan Ayahnya, kemudian berkata “Itulah yang salah, siapa sih yang mau menjual kuburan? Lagi pula siapa yang mau beli kuburan hem? Ya udah kita bicarain lagi ini besok, aku mau tidur.” Pergi kekamarnya denagn mulut cemberut, dahi berkerut vertikal. Dalam kamarnya Bonaga manbuka jendela kamar dengan mulut tangan kanan, lalu tanggan kanan bersandar pada tepi jendela, diikuti dengan tanggan kiri, kemudian tangan kanan dijatuhkan, lalu menghadap ke kiri sambil menggelengkan kepala dan menyandarkan tangan pada tepi jendela, lalu menghadap ke kiri lagi dan berjalan maju diikuti dengan menggaruk-garuk kepala denagn tangan kiri, kemudian melempar tangan tersebut dan membalikkan badan ke kiri serta maju kearah jendela, kemudian memasukkan tangan kanan kesaku celana dan pergi ke sebelah kiri

  1. Seting : berbicara engan monita dan minbta tolong pada monita untuk membujuk Naga Bonar

Tempat : Atap gedung

Waktu : siang hari

Peristiwa : “Ah…,” berdiri mondar-mandir, “Jadi dari tadi aku bicara kau tidak dengar? Ah…” alis berkerut, mulut terbuka mendengar kata-kata Monita. “Bukan tua, tua banget,” kata Bonaga sambil menggelengkan kepala, “Sebelum ikutan berperang dia pernah jadi pencopet,” mendengar pertanyaan Monita, mata terbuka penuh “Ya enggak lah, bercanda,” jawab Bonaga sambil tersenyum Memindahkan gelas yang berisi air putih dan handpone, sambil berkata “Soal bapak gua, Monita akan bantu kita Za,” mendengrkan Zaki bicara sambil mengangguk-anggukkan kepala, “Ngaco kau,” kata Bonaga sambil melihat ke arah Monita. Bonaga melihat map yang disodorkan oleh Zaki, dan berkata “Betul pengeluarannya segini?” mendengrkan Zaki menjelaskan,dengan dahi berkerut vertikal dan mulut terbuka, Dian berkata “Lo nego ama mereka? Ah.., gua bilang apa? Itu kewajiban kita apa adanya, setor segitu, gak perlu pake nego-negoan, ah… apa kata dunia , ah….” mendengar zaki bicara, “Mobilnya Monita aja masuk bengkel gara-gara kejeblos di lubang,” kata Bonaga sambil meggelengkan kepala, mengangkat gelas dan meminum air didalamnya, lalu menatap Zaki dengan tajam, menatap Monita, mulut terbuka, lalu mengangguk-angguk sambil tersenyum.

  1. Seting : mengajak monita untuk bertemu dengan Naga Bonar

Tempat : Halaman rumah

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga Membuka pintu, mulut terbuka, memandang ke kanan dan ke kiri, melihat Parto sambil menengadahkan kepala. Kemudian menaiki tangga , melihat Ayahnya bermain bola, “Ayo… ah.. serang dari kiri, ah.. Bapak pasti curang aja kau, ayo… ah.. eh.. ya.. goal… ha…ha…” tertawa lebar sambil meloncat-loncat di tangga, mengangkat tangan kanan, menoleh ke bawah, “ah… kau lihat aja sendirilah ya,” kata Bonaga pada Monita, sambil turun dari tangga. “Ayo cepat,” memapah Monita naik tangga. Kemudian member isyarat lambaian tangan kiri dan memberi tendangan dengan kaki kiri pada Parto, agar cepat pergi. Akan tetapi mendengar perkataan Monita bibir Bonaga monyong, dahi berkerut vertikal, pandangan menunduk ke bawah, menggaruk leher dengan tangan kanan, lalu kedua tangan berada dipinggang, beberapapa saat kemudian menengadahkan kepala keatas, mata terbuka lebar, tersenyum lalu mengulanginya lagi. Mendengar Monita boicara dan berkata “Ya iyalah masa anak gua.”

  1. Seting : memaksa Monita untuk mengantar pulang

Tempat : Rumah

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga turun dari tangga lantai dua, “Mon, ayo kuantar kau pulang” sambil berjalan dan melipat lengan baju sebelah kiri dan Mengangguk-angguk mendengar Ayahnya bicara dengan mulut terbuka, lalu menoleh mendengar pangilan Monita dan menangkap bola. Melihat Manita pergi “Ah… Bapak Mon…Mon…”

  1. Seting : berbicara dengan Naga Bonar

Tempat : Halaman rumah

Waktu : malam

Peristiwa : Dengan bibir monyong duduk di tepi kolam renang, dan mendengarkan Ayahnya bicara, “Kenapa orang Bapak desak-desak, udahlah Pak, gak usah ikut mencampuri urusan pribadiku, biarkan saja semua berjalan dengan sendirinya,” kata Bonaga, dahi berkerut vertikal. Mendengrkan Ayahnya bicara “Monita gak pernah mencium aku,” kata Bonaga “Iya….” Lalu berdiri dan pergi.

  1. Seting : ingin minta maaf pada Monita

Tempat : apartemen monita

Waktu : malam hari

Peristiwa : Bonaga menggetuk pintu, “Hai.. Mon, eh…gua minta maaf (tersenyum).” Mendengar Monita bicara, dan berkata “Eh.. Mon…Mon… (kemudian menahan pintu), ehm… begini Mon, eh… gue ni, ah… ap… ya… gue mau (tersenyum), ah… maksud gua ni mau eh… (tersenyum).” Mendengar perkataan Monita, “Itu dia Mon, gua mau kasih tahu aja sekarang udah jam 11, aku pamit pulan dulu ya… permisi.” Kata Bonaga, lalu berjalan di koridor menuju ke lift.

  1. Seting : Bonaga berbicara dengan Naga Bonar mengenai Monita

Tempat : rumah bonaga

Waktu : malam

Peristiwa : Berjalan dari pintu dengan menundukkan kepalanya dan bibir monyong, sambil mendengarkan perkataan Ayahnya Bonaga tetap berjalan, lalu membuka pintu, “Kapan-kapanlah menaiki tangga, yang penting dia tahu kalau aku mencintainya, ah… sudahlah aku mau tidur.” Mendengar Ayahnya bicara, kemudian berkata “Ya.. samalah sama Bapak dulu, Bapak dulu pernah cerita waktu emak datang mau bertemu dengan Bapak, Bapak gemetar, jadi kabur emak dari bapak, iya kan, aku sich masih lumayan pak, aku ga’ sampe’ gemetar, ga’ menggigil karena malaria, hanya lidahku saja yang bergetar jadi aku ga’ bisa bilang cinta, aku yakin ini penyakit keturunan dulu kakekku pasti juga ga’ bisa menyatakan cinta sama nenekku.” Mendengarkan ayahnya bicara, “I love you…I Love you, , “ah…sama saja itu susahnya”. Berjalan maju mengusap kepala, tangan kiri dipinggang duduk bersandar pada dinding. Mendengarkan ayahnya bicara dan berkata “janganlah kau pulang dulu pak.” Mendengarkan lagi ayahnya bicara kepala menunduk, menarik nafas dalam-dalam, mulut terbuka meneteska air mata.

  1. Seting : mengajak Naga Bonar ke kantor

Tempat : di rumah Bonaga

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga yang sedang berbicara dengan seseorang menggunakan HP itu melangkahkan kakinya dengan cepat yang hendak keluar dari rumah menuju kendaraan roda empat miliknya. Dengan mengenakan pakaian jas berwarna abu-abu, berkemeja putih dan celana panjang berwarna abu-abu pula itu ia membuka pintu rumahnya yang berwarna coklat. Sesampai di dalam kendaraan roda empat miliknya, di situ terdapat naga bonar ayahnya yang hendak pulang ke kampung. Akan tetapi, bonaga yang sibuk merapikan pakaiannya itu berbicara kepada ayahnya “Ke kantor dulu ya pak, ada sesuatu yang ingin kuperlihatkan ke bapak sebelum bapak pulang…” dengan intonasi bicara yang lemah, alis mata yang diangkat dan mata yang sedikit terbelalak.

  1. Seting : memperlihatkan presentasi Monita pada Naga Bonar

Tempat : di kantor bonaga

Waktu : siang

Peristiwa : Dengan bibir ditarik kesamping, model rambut yang disisir ke atas dan kepala yang sedikit menunduk bonaga membukakan pintu ruangan untuk ayahnya dan memberikannya tempat duduk dengan bicara “Monita mau memberi tahu sesuatu untuk bapak…”. Dengan kepala yang terangguk-angguk, bibir yang ditarik kesamping bonaga mendekatkan tempat duduknya dengan ayahnya. Di sela pembicaraan bonaga menatap mata ayahnya dan mengangkat tangan kanannya berbicara dengan ayahnya. Dengan intonasi tinggi ia berkata “Aku akan melakukan itu pak, tapi lihatlah yang satu ini dulu…” dan dengan bicara yang tergagap-gagap bonaga menjelaskan lagi “Bapak lihat saja dulu…”. Bonaga terlihat melongo dan pandangan mata terfokus pada satu hal yakni dengan apa yang dijelaskan ole rekan kerjanya. Di tengah pembicaraan naga bonar hendak meninggalkan ruangan kantor setelah mendengarkan penjelasan pertama yang dinerikan oleh rekan kerja bonaga, tapi dengan cepat bonaga memegang tangan ayahnya dan mengajaknya duduk kembali dengan berkata “Bapak sabar aja dulu ya…”. Setelah diberi penjelasan kedua naga bonar tetap bersikeras untuk meninggalkan tempat duduknya. Akan tetapi, lagi-lagi bonaga kembali menahan ayahnya dengan menarik tangan ayahnya dan berkata “Bapak duduk aja dulu,ya..ya..ya….” diiringi dengan anggukan kepala agar ayahnya bisa duduk kembali. Di penjelasan ketiga tentang perombakan kuburan yang ada di hutan kelapa sawit miliknya, bonaga menoleh ke kiri tepatnya ke ayahnya dengan bibir ditarik kesamping, dahi yang mengkerut dia mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah mendengarkan semua penjelasan rekan kerja bonaga, naga bonar meninggalkan tempat duduknya dan hendak bermain bola. Mendengar hal itu bonaga langsung mengangkat tangan kanannya dan mengangkat pundaknya dan melihat ke semua rekan kerjanya dengan wajah dahi yang mengkerut, dan bibir yang mencibir.

  1. Seting : mengajak Naga Bonar ke diskotik

Tempat : dalam diskotik

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga yang berpakaian kemeja hitam sedang berbincang-bincang dengan ayahnya dengan menggeleng-gelengkan kepala sesuai dengan alunan musik yang didengarkan. Tidak lama kemudian rekan kerjanya datang dan bonaga kembali menarik bibirnya kesamping hingga terlihat gigi putihnya dan kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lama kemudian bonaga turun ke lantai dansa untuk berjoget bersama rekan-rekan kerjanya terlhat bonaga meliuk-liukkan tubuhnya dan sesekali mengangkat kaki beserta tangannya di tengah-tangah kerumunan orang-orang. Tiba-tiba wajah bonaga berubah menjadi mata terbelalak, melongo, tidak terlihat dahi yang mengkerut dan dengan intonasi bicara yang lemah dia berkata ke rekan kerjanya “Bapakku ke mana ya?…” dengan pandangan mata hanya tertuju pada tempat duduk ayahnya yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya.

  1. Seting : Bonaga berbicara dengan Monita dan Naga Bonar

Tempat : di sebuah taman

Waktu : malam hari

Peristiwa : Tiba-tiba bonaga menemukan ayahnya di taman saat ayahnya bersama dengan monita, teman kerjanya. Dia langsung menyapa monita “Aku pikir kau tak datang…” dengan raut muka bibir ditarik lebar kesamping dengan nafas yang sedikit terengah-engah dan gaya rambut yang disisir ke atas. Tidak lama kemudian monita meniggalkan taman untuk segera pulang. Dan ketika ayah bonaga menyuruh bonaga untuk mengantarkan monita pulang wajah bonaga langsung berubah, dahi yang mengkerut mata yang terbelalak dan dan mulut yang ditutup rapat terlihat berkali-kali juga bonaga menelan air ludahnya sendiri dan memandang kepergian monita. Tetapi bonaga membantah dengan berkata “Kalau aku mengantar monita, terus aku pulang naik apa pak?...” dengan intonasi suara yang melemah diikuti deengan gerakan tangan yang menunjuk dimana monita berjalan pulang. Ayahnya pun bersikeras untuk menyuruh bonaga segera mengantarkan monita pulang, bonaga langsung mulai melangkahkan kakinya ke tempat monita tetapi setelah beberapa langkah bonaga kembali mundur lagi dengan wajah yang dahi mengkerut, melongo, pandangan mata hanya terpusat pada monita yang bergerak pulang.Kemudian bonaga berkata kepada ayahnya “monita itu bukan wanita yang seperti bapak pikir, dibukakan pintulah, diambilkan air minum…” Dengan mengankat kedua tangannya beserta menaikkan pundaknya dan mata yang melotot kepada sang ayah. Tidak lama kemudian bonaga ditarik oleh ayahnya dan segera menuju mobil untuk mengantarkan monita pulang. Di dalam mobil dengan sibuk menyetir bonaga mendengarkan kisah dari ayahnya, dengan mengangguk-anggukkan kepala dan mulut sedikit ditarik kesamping dengan pandangan sesekali melihat ayahnya. Dan di tengah jalan bonaga berkata “Nah, itu si monita…” dengan bergegas ia melajukan mobilnya dengan kencang agar bisa bersebelahan dengan monita.

  1. Seting : Bonaga iri dengan Naga Bonar yang dicium oleh Monita

Tempat : di depan apartemen monita

Waktu : malam

Peristiwa : Setelah turun dari mobil nagabonar segera menyuruh bonaga untuk mengucapkan selamat malam kepada monita. Dengan wajah yang terlihat mewek layaknya seorang anak kecil dan dengan langkah kaki yang pelan dengan pandangan mata yang berkali-kali melihat ke belakang bonaga mulai mendekati monita. Tiba-tiba bonaga berhenti di tengah jalan karena monita mulai bergerak menuju ke tempat naga bonar. Dan dengan mengangkat tangan kanannya dan menggerakkan jari tangannya, serta bibirnya ditarik kesamping bonaga berkata “Hai…” kepada monita. Akan tetapi monita tidak melihat bonaga sedikitpun. Raut wajah bonaga berubah menjadi melongo dan terlihat berulang kali menarik nafas panjang ketika bonaga melihat monita mencium nagabonar. Dengan bibir yang mencibir dan sedikit gemetar serta mata yang sedikit berkaca-kaca, serta dahi yang mengkerut bonaga kembali melihat ayahnya. Setelah monita masuk ke apartemennya bonaga melihat dengan raut muka yang sama seperti saat dia melihat ayahnya dicium dan terlihat berkali-kali ia menggaruk-garuk kepalanya.Dengan langkah kaki yang cepat dan bibir yang dimajukan bonaga membuka pintu mobil. Di dalam mobil dengan raut muka yang tidak berubah bonaga berkata kepada ayahnya “Aku tidak pernah diciumnya…” dan dengan intonasi bicara yang agak tinggi bonaga berkata “Lalu kenapa dia mau mencium bapak…” ayahnya menjawab “Mungkin aku memang lebih tampan…” dengan segera raut muka yang tadinya kaku langsung lepas disertai dengan bibir yang ditarik kesamping. Bonagapun segera menyalakan mesin mobil dan segera meninggalkan tempat itu.

  1. Seting : bonnaga berbicara dengan orang Jepang mengenai bisnisnya

Tempat : direstoran

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga berjalan sambil menepuk lengan zaki sambil mengatakan “santailah, yuk” Bonaga duduk sambil memegang garpu memasukan makanan kedalam mulutnya berulang-ulang, matanya mengarah kepada orang disampingnya sambil mengelurakan suara “ehm...” dan mengangguk-anggukan kepala. Setelah itu Bonaga mengatakan “untuk urusan hukum kau sajalah yang njelasin” sambil mengangakat garpu yang di atasnya terdapat makanan dan kemudian memasukan kedalam mulutnya, kembali Bonaga hanya menganggukan kepalanya ketika temanya menucapkan sesuatu. Bonaga membuka mulutnya sedikit sehingga kedua bibirya tertarik dan membentuk huruf u dan giginya kelihatan, Bonaga mengangkat garpu dan memasukan makanan kedalam mulutnya.

  1. Seting : keluar dari lif dan berbicara di lobi

Tempat : lobi dan di depan pintu lif

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga keluar dari lif sambil matanya mengarah kesamping kiri daimana ada seorang perempuan berdiri, kemudian melanjutkan berjalan sambil setelah beberapa langkah dari tangga Bonaga menolehkan kepalanya ke belakang dan mengatakan “ kenapa kau” kemudian temanya berbicara “upeti buat tamu kita” dan Bonaga menjawab “ah gila kau apa kata dunia, batalkan ” sambil mulutnya sedikit terbuka kemudian orang yang ada disampingnya dan mtanya terbuka lebar sambil menoleh ke kiri dan ke kanan dan temanya kembali berbicara “men masak dibatalin, sudahlah kita ini kan bangsa yang ramah “ dan Bonaga mengeluarkan kata-kata “ ramah-ramah, ramah apa kita itu sama saja menghidangkan anak kau dan istri kau untuk tamu kau.” Dengan intonasi dengan intonasi yang tinggi sambil terdapat kerut vertikal di dahinya kemudian mengucapkan “pengak ah.” Sambil memutar badannya kemudian melanjutkan berjalan. Mereka berjalan beriringan dan salah satu dari temanya mengecupkan sesuatu dan Bonaga mengatakan “ya kau itu setannya.”sambil menoleh ke kiri dambil tertawa “he..he...he”

  1. Seting : Bonaga berjalan dan berbicara dengan Naga Bonar

Tempat : di lorong sebuah kantor

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga berjalan di samping Naga Bonar dan mengatakan “ aku udah bicarakan dengan investor kita tinggal menunggu persetujuan bapak saja.” Sambil mengangkat tangannya sejajar dengan perutnya dan menempelkan jari-jari tanganya dan mengucapkan “tapi kalu bapak tidak setuju, ya tidak papa juga” sambil menolehkn kepalahnya ke Naga Bonar sambil mengatakan “aku pikir bapak senang dengan usul Monita, usulan yang nomor tiga itu pak, jadi kuburan makku kuburan nenekku kuburan pamanku si bujang itu dijadikan taman” dengan menggerak-gerakkan tangannya ke atas dan ke bawah sambil menoleh ke Naga Bonar, ketika temannya berbicara pada Naga Bonar Bonaga hanya menganggukan kepalanya ketika teman satunya berbicara Bonaga memandang kembali dan menganngukan kepalanya dan memandang pada Naga Bonar, ketika Naga Bonar mengatakan “lapar” Bonaga hanya menggerakan kepala kea atas dan kebawah sambil menari bibirnya kesamping.

  1. Seting :direstoran ingin memesan makanan

Tempat : di restoran

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga masuk dalam restoran yang semua kursinya dan lampionnya berwarna merah, Bonaga melihat pada temannya ketika temannya mengatakan “full” ketika Bonaga ditanya “ sudah pesan tempat” dia mengatakan “belum” sambil matanya agak sedikit keluar danterbuka lebar kemudian mengatakan “sudah penuh ya” laki-laki yang berpakaian putih dengan rompi hitam itu mengatakan iya Bonaga menghadapkan kepalanya pada Naga Bonar , menaruh tangan kananya pada kursi dan membentuk tangan kirinya siku dengan menaruhnya di pinggangnya kemudian menggerakan kedua tangannya ke kursi, ketika Naga Bonar berbicara dengan lai-laki itu Bonaga hanya mengangkat bibirnya sehingga membentu huruf u sambil mengeleng-gelengkan kepalanya kemudian berjalan keluar restourant.

  1. Seting : Bonaga dan Naga Bonar makan dan membicarakan bisnisnya.

Tempat : di rumah makan

Waktu : siang

Peristiwa : ketika Naga Bonar berbicara Bonaga menggerakan kepalanya sehingga wajahnya berhadapan dengan Naga Bonar sambil mengangkat gelas dan meminum minumanya, kemudian menaruhnya lagi ke mejadan kembali menoleh pada Naga Bonar dan mengatakan” ini baru pemikiran kita aja, si pemilik odal itu belum tahu menahu tentang”samil tangannya bergerak menunjuk kedepanya dan melanjutkan berbicara “ kalu si Jepang-Jepang itu tidak mau ya kita batalkan saja” kemudian kembali mengangkat makanannya ketika Naga Bonar mengucapkan kata “orang Jepang” Bonaga menghentikan gerakan mulutnya dan matanya meyempit dan melihat kearah daga bonar sambil mengerutkan dahinya membentuk garis vertikal. Ketika Naga Bonar berdiri Bonaga hanya melihatnya saja, dan ketika Naga Bonar pergi sambil membawah piring Bonaga berdiri dan mengikutinya ketika di depan pintu Bonaga mempercepat gerakanya dan mengucapkan “pak” sambil mulutnya terbuka.

  1. Seting : dirumah Bonaga berbicara dengan Naga Bonar

Tempat : dirumah Bonaga

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga melihat Naga Bonar turun dari tangga sambil membawa koper dan baju berwarnah putih di pundaknya, Bonaga mengatakan” pak janganlah pergi, biarlah aku yang pergi pak” sambil berjalan mengikuti Naga Bonar dan memegang koper yang dibawah Naga Bonar. Ketika Naga Bonar berjalan sambil berbicara kemudian Bonaga mengatakan “iya, tapi kalau bapak pergi dan menghilang apa kata dunia.” Kemudian Bonaga dan Naga Bonar berhenti berjalan Bonaga mengangkat alis nya satu kali dan mengangkat bibir atanya sehingga giginya kelihatan.

  1. Seting : Bonaga ingin pergi dari rumah

Tempat : dirunah Bonaga

Waktu : malam

Peristiwa : Bonaga turun dari tangga sambil membawa tas di tangan kanannya wajahnya bergerak kearah Naga Bonar dan tubuhnya bergerak mendekati pintu keluar kemudian menolekan kepalanya pada Naga Bonar mengangkat tanga hingga ke mulut kemudian mengeluarkan saura batuk , membalikan badanya pada Naga Bonar dan bergerak menuju Naga Bonar setelah itu Bonaga membungkukkan badanya kea arah samping kiri dan kanan kemudian mengatakan “kunci mobil dimana ya” sambil menurunkan tubuhnya sejajar dengan sofa yang diduduki Naga Bonar. Mata Bonaga sesekali melihat ke arah Naga Bonar dan menggerakan kepalanya kekiri dan ke kanan. Kemudian bergerak menuju pintu sambil menolehkan wajahnya pada Naga Bonar ketika Naga Bonar memanggilanya Bonaga berhenti bergerak Naga Bonar berdiri dan mengangkat tangannya Bonaga bergerak kearah Naga Bonar dan mengatakan “bapak” kemudian menempelkan tubuhnya pada tubuh Naga Bonar dan tangannya berada di punngung Naga Bonar dan mulut Bonaga terbuka, bibirnya yang atas terangkat dan giginya kelihatan. Kemudian mereka melepaskan tubuh ereka yang menempel dan Naga Bonar berkata “pergilah kau” wajah Bonaga berubah bibirnya menutup rapat matanya menatap Naga Bonar kemudian bergerak ke arah pintu.

  1. Seting : berbicara dengan Monita dalam telpon seluler

Tempat : kantor Bonaga

Waktu : malam

Peristiwa : saura Bonaga terdengar dari ponsel milik Monita “lo harus bantu gua mon, bapak gua marah ketika mengatahui investornya itu Jepang” Bonaga meletakan tubuhnya di sofa dan kaki kirinya membentuk sebuah sudut dan tangan kirinya memegang ponsel dan meletakan ke telinganya, kemudian berkata “lo tahu ga sekarang gua ada di mana?” sambil tangan kanannya bergerak kebawah “ gua ada di kantor!” kemudian tertawa he...he...he... sambil matanya tertutup dan tangan kananya ada di atas kepalanya.

  1. Seting : Bonaga berada dalam mobil dan membaca surat

Tempat : mobil bangku depan

Waktu : saing

Peristiwa : wajah Bonaga mengahadap pada sebuah kertas duduk di kursi depan ssambil mengedipkan mata.

  1. Seting : Bonaga menuliskan surat utuk Naga Bonar

Tempat : rumah Bonaga

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk di sofa dan tangan kanan memegang alat tulis dan kertas kemudian ketika Naga Bonar berbicara Bonaga menundukan kepalanya dan menggerakan tangannya yang sedang memegang alat tulis kemudian mengatakan “ringkas ya pak kalimatnya terlalu bertele-tele” kemudian ketiaka Naga Bonar berkata “terserah kau lah” Bonaga mengatakan “oke lah” kemudian menundukan kepalanya dan menggerakan tangannya yang memegang alat tulis dan berkata “terus” setelah Naga Bonar mengatakan “Bonaga ingin menjual perkebunan” Bonaga mengangkat kepalanya matanya terbuka dan mulutnya sedikit terbuka dan mengatakan “bukan menjual pak” kemudian Bonaga melanjutkan menulis”

  1. Seting : Bonaga membacakan surat untuk makam emaknya

Tempat : makam diantara perkebunan kelapa sawit

Waktu : siang

Peristiwa : di perkebunan kelapa sawit di depan makam Bonaga duduk dan tangan kanannya mengangkat sebuah kertas dan di sampingnya berdiri tiga orang temannya sambil menggerakan tangan kirinya di atas pahanya dia menggerakan kepalanya menghadap ketga makam itu kemudian kembali melihat kertas kertas putih itu. Mata Bonaga memerah dan mengeluarkan air mata mulutnya menutup rapat . ketika temannya berbicara “bon gue bacain doa ya biar cepat pulang“ Bonaga langsung berdiri dan mengangkat tangannya yang memegang kertas dan mengatakan “proyek ini batalkita cari tanah yang lain” sambil menggerakan tubuhya menjau dari makam.

  1. Seting : berjalan sambil berbicara dengan ketiga temannya

Tempat : diaantara pohon kelapa sawit

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga berjalan cepat iantara pohon kelapa sawit dan mengucapkan kata “lo pada ga tahu si kenapa mereka mati” sambil bergerak beriringan dengan ketiga temannya dan berkata “emak gua mati gara-gara nglahirin gua paman gua mati gara-gara ngebelain bapak gu, ngarti ga lo” sambil mengerakan tangannya kearah samping, ketika ditanya neneknya mati kenapa Bonaga menjawab “ya karena tua pengak” sambil menghentikan gerakannya kemudian bergerak lagi dan berkata “masak si lo tega bikin susah mak kau yang mati gara-gara” sambil bergerak dan kepalanya menghadap ke bawah melanjutkan kata-katanya “gara-gara ngelahirin lo” berhenti bergerak dan melihati temannya dan berkata “lo pada ga pernah nglahirin si sambil menirukan gerakan monyet kemudian berdiri tegak kembali sambil mengeluarkan suarah “ahh” kemudian bergerak pergi.

  1. Seting : berbicara dengan Monita

Tempat : rumah Monita

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk disamping Monita ketika Monita berbicara Bonaga mengerakan kepalanya menghadap Monita sambil tangannya mengaduk-aduk minumannya kemudian menarik bibirnya kesamping kemudian berkata “ ya makanya aku berusaha menjadi seperti dia” sambil mengaduk-aduk minumannya ketika Monita mengatakan “iya?” Bonaga mengatakan “iya” sambil menghadapkan wajahnya ke Monita kemudian menggerakan kepalanya menoleh ke kanan kemudian mengerakkan lagi ke kiri dan meletakkan tangannya ke sofa sambil tangan satunya mengaduk-aduk minumannyaketika Monita menanyakan pada Bonaga “ada apa” Bonaga menjawab bapak ku seharusnya ada disini” sambil menolehkan kepalaya ke arah kiri dan kanan terus ke depan. Dan Bonaga berkata” ah dia pernah bilang sama aku, kau kan pernah sekolah diluar negeri kalau kau gak bisa mengatakan pada Monita aku cinta padamu katakan saja i love you Monita” kemudian ketika mendengar Monita batuk Bonaga langsung berhenti berbicara dan menoleh ke arah Monita dan mengatakan “salah ngomong aku ya?” kemudian menggerakan kepalanya ke depan dan berkata”sorry mon, anggap saja kau gak pernah dengar” sambil menoleh ke Monita kemudian menoleh lagi ke arah depan. Kemudian Monita menempelakan bibirnya ke arah pipi Bonaga kemudian Bonaga mengerakan kepalanya 90 drajat dan menghadapkan pipi yang satunya ke arah Monita dan Monita kembali menempelkan bibirnya ke arah pipi Bonaga yang satunya Bonaga tak bergerak dan bonag mendengar ponselnya berbunyi dan mengangankatnya dan menaruhnya ke telinganya beberapa saat kemudian enutupnya dengan jarinya kemudian memegang ponselnya dengan ke dua tangannya dan ditempelkan di mulutnya dan tangan Monita memegani tangan Bonaga yang memegang ponsel.

  1. Seting : Bonaga menyambut orang Jepang

Tempat : di tangga diluar kantor

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga membungkukan tubuhnya dan tangan kanannya bergerak menyalami tangan orang-orang Jepang itu kemudian mereka bergerak masuk ruangan.

  1. Seting : Bonaga membicarakan tentyang proyeknya dengan orang-orang Jepang

Tempat : dalam raungan

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk antara teman-temannya dan menggerakan ibu jarinya, ketika Naga Bonar datang Bonaga menoleh ke belakang dan melihatnya kemudian berdiri kemudian memebetulkan jasnya, jari-jarinya menempel pada meja, ketika Naga Bonar duduk Bonaga mengangkat tangannya kebelakang dan menarik kursi kemudian duduk. Bonaga menggerakan bibirnya menariknya ke arah samping ketika melihat Naga Bonar dan orang Jepang saling mengangguk.

  1. Seting : dilorong kantor siang Bonaga berbicara dengan Naga Bonar

Tempat : dilorong sebuah kantor

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga memasukka tangannya kesaku dan menolehkan wajahnya ke Naga Bonar dan mengeluarkan tangannya ayng memegang HP. Dengan kedua tangannya dan mengatakan “ ya tapi mencopet itu dosa Pak sambil bergerak maju dan memasukkan Hpnya kedalam sakunya kembali sambil kepalanya menoleh ke Naga Bonar dan mendengarkan Naga Bonar berbicara dan mengalihkan pandangan ke arah depan dan berkata “ ya tapi mencopet arloji itu dosa pak” sambil menghentikan gerakannya “ setelah Naga Bonar berbicara, Bonaga berbicara “ kjalau tentang dosa tahunyalah aku” sambil menoleh ke arah kanan dan berkata “ akau inikan temannya Zaki, dia itu rajin sewmbahyang “ sambil melihat kearah Naga Bonar dengan mata terbuka lebar dan dahi membentuk huruf vertikal. Mengangkat tangan dengan telapak tangan menghadap keatas dan menaruhnya kewajah Naga Bonar sambil menganggukkan kepala dan mulutnya terbuka lebar. Kemudian melihat Naga Bonar menaruh arloji ke tangan Bonaga sambil pergi . mulut Bonaga terbuka sedikit dan di dahinya membentuk kerutan horisontal kemudian pergi

  1. Seting : didepan kantor siang upacara bendera

Tempat : di halaman sebuah gedung

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga berdiri didepan oarang-orang dan mengucapkan kata-kata “Indonesia Raya Merdeka-merdeka Tanahku Negeriku yang kucinta. Indonesia Raya Merdeka-merdeka. Dengan intonasi bernyanyi .

  1. Seting : didalam kantor siang membicarakan bisnis

Tempat : dalam ruangan

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga meletakkan pulpennya dan kemudian mengangkat ponselnya/menempelkan ponselnya ketelinganya, “dimana dia sekarang” diam sejenak kemudian mematikan ponselnya dengan jari telunjuknya kemudian menghadapkan wajahnya kebawah dan Bonaga menunjuk orang Jepang kemudian mengerakkan kepalanya kearah depan ketika ditanya Bonaga mengatakan “ baoak gue lebihbrharga dari ini” sambil tangannya dipegang kemudian melemparnya keatas dan melihatnnya kertas-kertas itu jatuh kemudian menghadap kedepan kemudian berdiri dan bergerak keluar.

  1. Seting : dirumah Bonaga siang berlari menuju kekamar

Tempat : di rumah Bonaga

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga membika pintu bergerak menuju ketangga dan bergerak naik tangga dan dibelakanya mengikuti ketiga temannya dan Monita.

  1. Seting : dikamar Naga Bonar siang berbicara dengan Naga Bonar

Tempat : di kamar Naga Bonar

Waktu : siang

Peristiwa : Bonaga duduk disebelah kiri Naga Bonar yang sedang berbaring memegangi tangan Naga Bonar kemudian mendengarkan Naga Bonar berbicara. Bonaga tidak bergerak dan tidak berbicara matanya mengarah ke Naga Bonar mullutnya menutup rapat matanyamengeluarkan air sambil mulutnya ditarik kesamping kiri kemudian menundukkan kepalanya dan menutup matanya dan mendengarkan Naga Bonar berbicara Bonaga menggelengkan kepalanya dengan muut rapat dan dahi membentuk kerut vertikal Bnonaga memegang tangan Naga Bonar dan menaruhnya dikepalanya sambil menarik bibirnya kesamping dan berkata “bapak nggak akan mati, Bapak akan terus hidup dihatiku” dengan lubang hidung mengembang kemudian Bonaga melihat Naga Bonar dan bibirnya tertutup rapat dan membentuk dua lengkung ke atas sambil menutup matanya. Sambil memegangi Naga Bonar yang ada di kepalanya kemudian menoleh ke belakang sambil mengatakan wa’alaikumsalam bersamaan. Bonaga melihat Naga Bonar setelah melihat seseorang ang ada di monitor berbicara kemudian ketika Naga Bonar berbicara dengan intonasi membentak, Bonaga berdiri dan bergerak keluar, mereka bergerak bersama-sama dan menuruni tangga, membuka pintu pertama bergerak mendekati pintu kedua. Dan mendorongnya Bonaga keluar dari rumah. Dan matanya terbuka lebar dan mulutnya sedikit terbuka kemudian menempelkan jarinya kekepalanya.


Read the full story »

Filsafat Dakwa

[ Selasa, 16 Desember 2008 | 0 komentar ]

Pada dasarnya, dakwah dapat dipandang sebagai sebuah realitas, dakwah dapat dikaji dan dijelaskan melalui berbagai perspektif, seperti sosiologi, antropologi, sejarah. Politik, dan tentu saja filsafat.

Ketika dakwah dipandang dari sudut filsafat, dan karenanya kemudian disebut sebagai filsafat dakwah, maka akan segera muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus segera dijawab. Misalnya, apakah dakwah itu? Apakah tujuan dakwah itu? Apakah dakwah diperlukan bagi kehidupan manusia? Mengapa manusia memerlukan dakwah? Apa akibatnya kalau tidak ada dakwah?

Pertanyaan-pertanyaan tadi merupakan masalah-masalah yang harus dijelaskan oleh filsafat dakwah. Filsafat dakwah akan berurusan dengan pertanyaan apa yang diketahui atau sesuatu yang hendak dikaji untuk mengetahui yang lebih dalam.

Pengertian filsafat dakwah berdasarkan makna filsafat sebagai kegiatan berpikir sesuai hukum berpikir, dapat dirumuskan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis dan mendalam tentang dakwah dan respons terhadap dakwah yang dilakukan para da'i, sehingga orang yang didakwahi dapat menjadi manusia yang beriman serta berakhlak mulia. Pada prateknya, filsafat dakwah akan mempelajari secara kritis dan mendalam mengapa ajaran Islam perlu dikomunikasikan, disosialisasikan, dan diamalkan? Mengapa keyakinan manusia perlu diluruskan? Mengapa pikiran manusia perlu dimerdekan dari anasir-anasir irasional? Mengapa jiwa manusia perlu dibersihkan dari hawa nafsu yang buruk? Mengapa nilai-nilai kemanusiaan perlu ditumbuhkembangkan. Inilah sederatan pertanyaan mendasar yang harus dijawab secara tuntas oleh filasaf dakwah.

Permasalahan yang dapat di galih.

Masalah-masalah yang dapat digali oleh filsafat dakwah terutama mengkaji status dakwah dalam sistem ajaran Islam, apa tugas manusia, bagaimana perwujudan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah, apakah tujuan dakwah.

Sedangkan dalam kedudukan sebagai bagian dari filsafat Islam, filsafat dakwah terutama mengkaji persoalan-persoalan filsafati yang menjadi bagian dari kajian filsafat islam khusus yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang timbul sebagai akibat atau yang berasal dari dinamika dan proses dakwah. Ia mengkaji alasan manusia memerlukan agama, mengapa agama perlu didakwahkan, apa tujuan akhir dakwah dan persoalan-persoalan etika dakwah.



1. Pengertian Filsafat Dakwah Secara Etimologis

Pengertian filsafat secara etimologis, Poendjawidna menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata philosopia. Dalam bahasa Yunani kata philosopia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sofhia; philo artinya cinta sedangkan sophia artinya kebijakan jadi, menurut nama saja filsafat boleh diartikan cinta kepada kebajikan (1974:1).

Yang kedua adalah definisi dari dakwa, pada dasarnya ada dua pola pendefinisian dakwah. Pertama dakwah berarti tabligh, penyiaran dan penerangan agama. Pola kedua, dakwah diberi pengertian semua usaha dan upaya untuk merealisir ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam kaitan itu maka filsafat dakwah dapat diberi pengertian sebagai kajian filsafat Islam yang mendalam tentang status, tujuan dan hakekat dakwah. Dan filsafat dakwah mendiskusikan persoalan-persoalan mendasar yang timbul dari proses dakwah, untuk ditemukan jawaban yang mendalam dari berbagai persoalan filsafat pada bidang dakwah bukanlah semata-mata mengenai materi pesan dalam dakwah yang didekati secara filosofis, melainkan berkaitan dengan kebutuhan dakwah sebagai kegiatan orang beriman yang menjadi dasar pertumbuhan dan pelahiran ilmu dakwah.

Filsafat dakwah adalah suatu kajian dengan berbagai dimensi. Disatu fihak filsafat dakwah merupakan bagian dari disiplin ilmu dakwah dan di pihak lain filsafat dakwah bagian dari filsafat Islam. Menurut pandangan Dzikron Abdullah, Filsafat dakwah tidak lebih dari sekedar "berpikir" yang diterapkan untuk memahami secara mendalam dan mendasar segala hal mengenai dakwah. Oleh karena itu ia berpendapat, filsafat dakwah pada dasarnya dari keilmuan dakwah.

Jika dilihat dari persoalan yang dikaji dari kedua kedudukan itu, ditemukan persoalan yang dikaji sebagai berikut. Bahwa dalam kedudukan sebagian besar dari ilmu dakwah, filsafat dakwah terutama mengkaji status dakwah dalam sistem ajaran Islam, apa tugas kekhalifahan manusia, bagaimana perwujudan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah, apakah tujuan dakwah.

Sedangkan dalam kedudukan sebagai bagian dari filsafat Islam, filsafat dakwah terutama mengkaji persoalan-persoalan filsafati yang menjadi bagian dari kajian filsafat islam khusus yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang timbul sebagai akibat atau yang berasal dari dinamika dan proses dakwah. Ia mengkaji alasan manusia memerlukan agama, mengapa agama perlu didakwahkan, apa tujuan akhir dakwah dan persoalan-persoalan etika dakwah.


2. Pengertian Filsafat Dakwah Secara Terminologis.

Melihat pengertian filsafat dari segi istilah (terminologi) maka Poedjawitna (1974:11) mendefinisikan fisafat sebagai jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan eksetika. Dan Al-fareribi berpendapat filsapat ialah pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Menurut Pyhtagoras filsafat ialah the love of wisdom berarti manusia yang paling tinggi nilainya manusia pecinta kebijakan (lover of Wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom olehnya kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan.

Ketika membahas filasafat dakwah sayuti farid memberi pengertian filsafat sebagai pemikiran sedalam-dalamnya, seluas-luasnya dan sejauh-jauhnya tentang hakikat segala "yang ada" yang mungkin ada." Intisari Filsafat menurut Harun Nasution adalah berfikir (logika) yang bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama), dilakukan secara mendalam sehingga mencapai ke dasar persoalan, ia meliputi segala kegiatan-kegiatan reflektip dari budi manusia persorangan yang berusaha untuk menemukan jawaban-jawaban yabg beralasan mengenai berbagai persoalan filsafat.

Dalam kaitan itu, maka filsafat dakwah dapat diberi pengerian sebagai kajian islam yang mendalam tentang status tujuan dan hakikat dakwah. Filsafat dawah mendikusikan persoalan-persoalan mendasar yang timbul dari peroses dakwah, untuk ditemukan jawaban yang mendalam dari berbagai persoalan filsafati dalam bidang dakwah. Pembahasan filsafat dakwah bukanlah semata-semata mengenai materi pesan dalam dakwah yang didekati sacara filosofis, melainkan berkaitan dengan keutuhan dakwah sebagai substansi kegiatan orang yang beriman yang menjadi dasar pertumbuhan dan kelahiran ilmu dakwah.


3. Objek Kajian filsafat Dahwah

Obyek material filsafat dakwah dengan ilmu-ilmu sosial. Prilaku keislaman adalah ruang persentuhan obyek material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman. Sedangkan prilaku teknologis adalah ruang persentuahan obyek material ilmu dakwah dengan penerapan teknologi untuk kesejahteraan manusia (seperti teknologi komunikasi).

Obyek forma filsafat dakwah pada dasarnya menunjuk pada denotasi dakwah. filsafat dakwah adalah kumpulan pengetahuan yang membahas masalah dan segala hal yang timbul atau mengemuka dalam interaksi antar unsur dari sistem dakwah agar diperoleh pengetahuan yang tepat dan benar mengenai kenyataan dakwah.

Maka dapat disimpulkan bahwa filsafat dakwah terutama mengkaji status dakwah dalam sistem ajaran Islam, apa tugas kekhalifahan manusia, bagaimana perwujudan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah, apakah tujuan dakwah.

Sedangkan dalam kedudukan sebagai bagian dari filsafat Islam, filsafat dakwah terutama mengkaji persoalan-persoalan filsafati yang menjadi bagian dari kajian filsafat islam khusus yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang timbul sebagai akibat atau yang berasal dari dinamika dan proses dakwah. Ia mengkaji alasan manusia memerlukan agama, mengapa agama perlu didakwahkan, apa tujuan akhir dakwah dan persoalan-persoalan etika dakwah.



Read the full story »

DELUSI

| 0 komentar ]

Delusi merupakan keyakinan semu yang sesungguhnya tidak benar, dan tidak dapat dikoreksi dengan pikiran sehat. Terdapat perbedaan antara delusi dengan kekeliruan yang adakalanya kita lakukan dalam menanggapi fakta-fakta, karena delusi ditimbulkan oleh berbagai perasaan negatif. Timbul delusi bila perasaan yang kuat mewarnai persepsi kita tentang dunia, diri kita atau orang lain. Mungkin kita masih ingat bagaimana seseorang merasa bahwa orang-orang menilai dirinya secara negatif.

Delusi menyudutkan kita untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Kita bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali kita justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut kita. Delusi ialah keyakinan yang keliru, yang berlebihan, Orang yang mengalami delusi dapat kita jumpai dalam masyarakat


Delusi atau waham adalah keyakinan palsu yang dipertahankan. Terdapat tiga macam delusi atau waham yakni :

- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya,

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.

- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.

Kasus Delusi :

Seorang pemuda bernama B yang berumur 28 tahun dibawa keluarganya ke rumah sakit jiwa Semarang. Ia pernah sekolah sampai SMA dan berasal dari Cirebon. Ia pernah menikah tapi kemudian bercerai. Pekerjaannya membantu orangtuannya di apotik. Keluhan utama keluarga tentang pasien adalah karena B sering marah-marah, ngomong-ngomong sendiri ingin pindah rumah, dan mencoba membunuh dirinya. Ia mulai menujukkan penyakitnya tahun 1980. Sebelumnya ia punya pengalaman menderita kencing darah (diduga karena buang air kecil di tempat keramat). Pada usia 24 tahun ia pernah ke Jakarta dan dipaksa teman-temannya untuk minum, namun karena B tidak mau teman-temannya memukul kepala B. Ia pernah dirawat berberapa kali di RSJ, namun belum sembuh ia sudah minta pulang. Usaha ingin membunuh diri didorong oleh komik yang ia baca. Tokoh komik itu diceritakan membunuh dirinya lalu masuk ke dalam sumur. Suatu hari B mendapat halusinasi, melihat api neraka yang sangat panas, dan pemiliknya meminta B membakar dirinya sendiri agar terlepas dari masalah-masalah hidupnya. Lalu B ke dapur mengambil minyak tanah dan menyiramkannya ke badannya lalu menyulut dengan api. Setelah terbakar B berlari menuju sumur dan mencemplungkan diri ke dalam sumur. Ia menderita luka bakar yang cukup parah.

Analisa :

Dalam kasus diatas B mengalami delusi atau waham, waham yang dialaminya adalah waham pengaruh (delusion of influence) diamana B meyakini bahwa ada kekuatan dari luar mengendalikan pikiran dan tindakannya, misalnya ketika B mengalami kencing darah dimana B menduga penyakit tersebut datang karena dia buang air kecil ditempat keramat. Yang kedua pada peristiwa dimana B ingin membunuh diri didorong oleh komik yang ia baca. Tokoh komik itu diceritakan membunuh dirinya lalu masuk ke dalam sumur. Suatu hari B mendapat halusinasi, melihat api neraka yang sangat panas, dan pemiliknya meminta B membakar dirinya sendiri agar terlepas dari masalah-masalah hidupnya. Lalu B ke dapur mengambil minyak tanah dan menyiramkannya ke badannya lalu menyulut dengan api. Setelah terbakar B berlari menuju sumur dan mencemplungkan diri ke dalam sumur, B mendapat bisikan-biskan yang sebenarnya tidak ada. Penderita merasa yakin bahwa sesuatu akan terjadi pada dirinya (delusi) dan kadang-kadang diikuti oleh pengalaman-pengalaman individu (merasa melihat atau mendengar sesuatu) yang tidak dialami oleh orang lain.

Read the full story »

Kami Kemarau dan Kaum Tertindas

[ Sabtu, 29 November 2008 | 0 komentar ]

penderitaanmu tiba-tiba
kemiskinan yang menakutkan

nafas-nafas yang terjengkal
menyeret nyawa perdamaianmu
dalam busuknya jaman

tangisanmu merintih
merebutkan sisa kehidupan

hidupmu yang lapar
hidup kalian yang haus

sebuah kekeringan
dan seonggok kemuraman

dosa-dosa kami menjadi parasit
menyelimuti nurani kemanusiaan kami

sekarang dan esok
nyawamu menjadi harga mati
disetiap menit yang berlalu
dan setiap masa yang telah terlewati

jangan kalian tanya kammi

tangan-tangan kami malu
bersenbunyi dalam saku
wajah kami putih pucat
dingin dan tertunduk

maafkan kami

saudaraku Read the full story »